PENGARUH PUASA SUNNAH TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER PADA PENGIKUT
TARIKAT
Disusun Oleh
Amin Shodik 8105112300
Muhamad Sidik Suryadi 8105112303
JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI KOPERASI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2012
ABSTRAK
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh puasa sunah terhadap pembentukan karakter pada pengikut tarikat yang
akhir akhir ini sering dibahas dalam setiap kajian , seperti yang diketahui
bahwa puasa memiliki banyak keutamaan diantaranya adalah dapat menjernihkan
hati sehingga seseorang akan terbentuk kepekaannya terhadap alam sekitar selain
itu puasa juga berpengaruh pada pembentukan karakter pada diri seseorang . yang
dibahas disini adalah hubungannya dengan pengikut tarikat yang artinya seorang
yang sedang berusaha untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT .
KATA KUNCI : Puasa Sunnah , pembentukan
karakter dan pengikut tarikat .
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Islam merupakan agama rahmatalil’alaminyang mengatur segala
aktivitas manusia secara keseluruhan mulai dari urusan di kamar kecil sampai
urusan pemerintahan, hubungan dengan Tuhan dan hubungan terhadap manusia,
semuanya telah terangkum dalam bingkai yang dinamakan islam. Islam mempunyai
beberapa rukun yang harus dilaksanakan oleh setiap pengikutnya diantaranya
ialah syahadat, sholat, zakat, puasa, dan haji bagi yang mampu. Jika seseorang
mengamalkan rukun-rukun tersebut dengan baik dan benar maka hal tersebut akan
berdampak pada segala aspek dalam diri manusia terutama dalam pembentukan karakter. Karena karakter sendiri
merupakan suatu sumber dominan dari
segala perbuatan yang dilakukan manusia, jadi baik buruknya tingkah laku
seseorang akan mencerminkan karakter seseorang itu sendiri. Salah satu rukun yang dibahas disini adalah puasa. Bagi kebanyakan orang puasa
merupakan ibadah yang cukup berat dalam melaksanakannya, karena dalam ibadah
puasa seseorang dituntut untuk mengendalikan segala keinginan hawa nafsunya
selain itu seseorang juga dituntut agar jujur terhadap dirinya sendiri. Orang
lain tidak akan tahu apakah seseorang benar-benar sedang berpuasa atau tidak,
karena yang tahu hanya dirinya sendiri dengan Allah SWT. Puasa disini dibagi
menjadi puasa wajib dan puasa sunnah, jika puasa wajib dalam pelaksanaannya
mungkin sedikit ringan dikarenakan dalam pelaksanaannya kita melakukan puasa secara bersama-sama,
jika kita tidak melaksanakan puasa maka akan diancam dengan siksa karena
hukumnya yang wajib, berbeda dengan
puasa sunnah yang menekankan pada kesadaran pribadi untuk melakukannya. Oleh
karena itu jika seseorang melakukan
puasa sunnah (tanpa meninggalkan puasa wajib), maka akan diberi pahala yang
besar dan dirinya senantiasa selalu dekat dengan Allah SWT.
Dalam islam terdapat
beberapa jalan atau cara untuk mendekatkan diri kepada Allah, salah satunya
adalah dengan Tarikat. Pengertian tarikat itu sendiri adalah “jalan”. Jalan yang dimaksud disini
adalah jalan untuk menjadi orang bertaqwa, menjadi orang yang diridhai Allah
SWT yang biasanya dilakukan dengan melakukan dzikir atau wirid tertentu.
Pengikut suatu tarikat biasanya akan diberikan wirid-wirid khusus oleh gurunya
untuk diamalkan dengan bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Selain dzikir dan wirid, seorang pengikut tarikat umumnya akan melakukan amalan
puasa sunnah sebagai pelengkap untuk taqarub ilallah. Sebagai seorang
pengikut tarikat yang baik, seseorang dituntut untuk mempunyai kepribadian atau
karakter yang baik sehingga dalam hubungannya
kepada Allah SWT dan sesama manusia akan menjadi harmonis. Untuk
membentuk karakter yang baik tersebut perlu adanya pelaksanaan puasa sunnah
sebagai stimulus agar pengikut tarikat bisa mencapai maqam yang mulia.
Perumusan
Masalah
Dari latar belakang masalah diatas maka penulis merumuskan pada: “Bagaimana Pengaruh Puasa Sunnah Terhadap
Pembentukan Karakter Pada Pengikut Tarikat”?.
Tujuan
1.
Menjelaskan
bagaimana pengaruh puasa sunnah terhadap pembentukan karakter pada pengikut
tarikat.
2.
Menjelaskan
bagaimana pengaruh karakter terhadap hubungan kepada Allah SWT dan terhadap
sesama manusia.
3.
Membantu orang tua dan guru dalam membentuk
karakter yang baik bagi para pelajar.
TINJAUAN
PUSTAKA
Hakikat
Puasa Sunnah
Arti puasa menurut bahasa adalah menahan. Sedangkan menurut istilah
adalah suatu bentuk aktivitas ibadah kepada Allah SWT dengan cara menahan diri
dari makan, minum, hawa nafsu, dan hal-hal lain yang dapat membatalkan puasa
sejak terbit fajar hingga matahari terbenam dengan berniat terlebih dahulu
sebelumnya.
Pengertian sunnah menurut ahli hadits adalah segala peninggalan
nabi Muhammad SAW baik berupa perkataaan, perbuatan,keputusan maupun sifat.
Sedangkan menurut ahli ushul fiqih mengartikannya sebagai seglala sesuatu yang
berasal dari nabi Muhammad SAW baik berupa perkataan, perbuatan, maupun
keputusan yang dijadikan dalil suatu hukum syar’i. Jadi para ulama ushul fiqh
tidak menganggap sifat nabi itu sunnah dan mensyaratkan sunnah ialah sesuatu
yang bisa dijadikan dalil hukum syar’i bukan yang lain. sementara itu ulama
fiqh berpendapat bahwa sunnah adalah segala perbuatan yang apabila dilakukan
mendapatkan pahala sedangkan jika ditinggalkan tidak berdosa.
Sedangkan pengertian puasa sunnah sendiri adalah puasa yang sering
dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW seperti puasa senin kamis, arafah, asyura,
ayamulbid, syawal dan rajab.
Hakikat Karakter
Secara harfiah
karakter artinya kualitas mental atau moral, kekuatan moral, nama atau reputasi
(Hornby dan Parnwell, 1972:49). Menurut
kamus lengkap bahasa Indonesia, karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak
atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari orang yang lain, tabiat,
watak. Berkarakter artinya mempunyai watak, kemampuan kepribadian (kamisa,
1997:21).[1]
Doni Koesoema A memahami bahwa karakter sama dengan kepribadian. Kepribadian
dianggap sebagai ”ciri, atau karakteristik, atau gaya, atau sifat khas dari
diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari
lingkungan, misalnya lingkungan keluarga pada masa kecil dan juga bawaan
seseorang sejak lahir.”
Sementara Winnie memahami bahwa istilah karakter diambil dari
bahasa Yunani yang berarti ‘to mark’ (menandai). Istilah ini lebih fokus pada
tindakan atau tingkah laku. Ada dua pengertian tentang karakter. Pertama, ia
menunjukkan bagaimana seseorang bertingkah laku. Apabila seseorang berperilaku
tidak jujur, kejam, atau rakus, tentulah orang tersebut memanifestasikan
perilaku buruk. Sebaliknya, apabila seseorang berperilaku jujur, suka menolong,
tentulah orang tersebut memanifestasikan karakter mulia. Kedua, istilah
karakter erat kaitannya dengan ‘personality’. Seseorang baru bisa disebut
‘orang yang berkarakter’ (a person of character) apabila tingkah lakunya
sesuai kaidah moral. Sedangkan Imam Ghozali menganggap bahwa karakter lebih
dekat dengan akhlaq, yaitu spontanitas manusia dalam bersikap, atau melakukan
perbuatan yang telah menyatu dalam diri manusia sehingga ketika muncul tidak
perlu dipikirkan lagi.[2]
Dengan demikian
kita dapat memahami bahwa karakter adalah sifat atau manusia yang membedakan
antara yang satu dengan yang lain. Karakter-karakter seperti berani, disiplin, ramah
tamah, sopan santun merupakan contoh dari karakter bangsa Indonesia. Berbeda
dengan kondisi pelajar saat ini mereka cenderung anarkis, malas, pragmatis,
konsumtif, senang berkelahi atau tawuran dan lain sebagainya.
Hakikat Tarikat
a.
Pengertian Tarekat
Kata Tarekat di ambil dari bahasa arab, yaitu dari kata benda thoriqoh yang secara etimologis berarti jalan, metode atau tata cara. Adapun tarekat dalam terminologis (pengertian) ulama sufi; yang dalam hal ini akan saya ambil definisi tarekat menurut Syekh Muhammad Amin al-Kurdi al-Irbili al-Syafi al-Naqsyabandi, dalam kitab Tanwir al- Qulub-nya adalah;
”Tarekat adalah beramal
dengan syariat dengan mengambil/memilih yang azimah (berat) daripada yang
rukhshoh (ringan); menjauhkan diri dari mengambil pendapat yang mudah pada amal
ibadah yang tidak sebaiknya dipermudah; menjauhkan diri dari semua larangan
syariat lahir dan batin; melaksanakan semua perintah Allah SWT semampunya;
meninggalkan semua larangan-Nya baik yang haram, makruh atau mubah yang
sia-sia; melaksanakan semua ibadah fardlu dan sunah; yang semuamnya ini di
bawah arahan, naungan dan bimbingan seorang guru/syekh/mursyid yang arif yang
telah mencapai maqamnya (layak menjadi seorang Syekh/Mursyid).”
Dari definisi di atas dapat kita simpulkan bahwa
tarekat adalah beramal dengan syariat Islam secara azimah (memilih yang berat
walau ada yang ringan, seperti rokok ada yang berpendapat haram dan makruh,
maka lebih memilih yang haram) dengan mengerjakan semua perintah baik yang
wajib atau sunah; meninggalkan larangan baik yang haram atau makruh bahkan
menjauhi hal-hal yang mubah (boleh secara syariat) yang sia-sia (tidak bernilai
manfaat; minimal manfaat duniawiah) yang semuanya ini dengan bimbingan dari
seorang mursyid/guru guna menunjukan jalan yang aman dan selamat untuk menuju
Allah (ma’rifatullah) maka posisi guru di sini adalah seperti seorang guide
yang hafal jalan dan pernah melalui jalan itu sehingga jika kita dibimbingnya
akan dipastikan kita tidak akan tersesat jalan dan sebaliknya jika kita
berjalan sendiri dalam sebuah tujuan yang belum diketahui, maka kemungkinan
besar kita akan tersesat apalagi jika kita tidak membawa peta petunjuk. Namun
mursyid dalam tarekat tidak hanya membimbing secara lahiriah saja, tapi juga
secara batiniah bahkan juga berfungsi sebagai mediasi antara seorang
murid/salik dengan Rasulullah SAW dan Allah SWT.
Dengan bahasa yang lebih mudah, tarekat adalah sebuah
kendaraan baik berupa bis, kapal laut atau pesawat terbang yang disopiri oleh
seseorang yang telah punya izin mengemudi dan berpengalaman untuk membawa
kendaraannya dengan beberapa penumpang di dalamnya untuk mencapai tujuan.
Tasawuf dapat dipraktekkan dalam setiap keadaaan di
mana manusia menemukan dirinya, dalam kehidupan tradisional maupun modern.
Tarekat adalah salah satu wujud nyata dari tasawuf. Ia lebih bercorak tuntunan
hidup praktis sehari-hari daripada corak konseptual yang filosofis. Jika salah
satu tujuan tasawuf adalah al-Wushul ila Allah SWT (sampai kepada Allah) dalam
arti ma’rifat, maka tarekat adalah metode, cara atau jalan yang perlu ditempuh
untuk mencapai tujuan tasawuf tersebut.
Tarekat berarti jalan seorang salik (pengikut tarekat)
menuju Tuhan dengan cara menyucikan diri, atau perjalanan yana ditempuh oleh
seseorang untuk mendekatkan diri sedekat mungkin kepada Tuhan. Orang yang
bertarekat harus dibimbing oleh guru yang disebut mursyid (pembimbing) atau
Syaikh. Syaikh atau mursyid inilah yang bertanggung jawab terhadap
murid-muridnya dalam kehidupan lahiriah serta rohaniah dan pergaulan
sehari-hari. Bahkan ia menjadi perantara (washilah) antara murid dan Tuhan
dalam beribadah.
Karena itu, seorang Syaikh haruslah sempurna dalam
ilmu syariat dan hakekat. Di samping itu, untuk (dapat) wenjadi guru, ustadz
atau Syaikh diperlukan syarat- syarat tertentu yang mencerminkan sikap orang
tua yang berpribadi akhlak karimah dan budi pekerti yang luhur.
Ada 2 macam tarekat yaitu tarekat wajib dan tarekat
sunat.
Tarekat wajib, yaitu amalan-amalan wajib, baik fardhu
ain dan fardhu kifayah yang wajib dilaksanakan oleh setiap muslim. tarekat
wajib yang utama adalah mengamalkan rukun Islam. Amalan-amalan wajib ini insya
Allah akan membuat pengamalnya menjadi orang bertaqwa yang dipelihara oleh
Allah. Paket tarekat wajib ini sudah ditentukan oleh Allah s.w.t melalui
Al-Quran dan Al-Hadis. Contoh amalan wajib yang utama adalah shalat, puasa,
zakat, haji. Amalan wajib lain antara lain adalah menutup aurat , makan makanan
halal dan lain sebagainya.
Tarekat sunat, yaitu kumpulan amalan-amalan sunat dan
mubah yang diarahkan sesuai dengan 5 syarat ibadah untuk membuat pengamalnya
menjadi orang bertaqwa. Tentu saja orang yang hendak mengamalkan tarekat sunnah
hendaklah sudah mengamalkan tarekat wajib. Jadi tarekat sunnah ini adalah
tambahan amalan-amalan di atas tarekat wajib. Paket tarekat sunat ini disusun
oleh seorang guru mursyid untuk diamalkan oleh murid-murid dan pengikutnya. Isi
dari paket tarekat sunat ini tidak tetap, tergantung keadaan zaman tarekat
tersebut dan juga keadaan sang murid atau pengikut. Hal-hal yang dapat menjadi
isi tarekat sunat ada ribuan jumlahnya, seperti shalat sunat, membaca Al
Qur’an, puasa sunat, wirid, zikir dan lain sebagainya.
PEMBAHASAN
Keutamaan puasa
Puasa adalah menurut syariat dalam agama kita ialah
menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa (seperti halnya makan,
minum, hubungan kelamin, dan lain-lain) dan dimulai semenjak mulai terbitnya
fajar di pagi hari sampai dengan terbenamnya matahari, disertai niat ibadah
ikhlas hanya kepada Allah, karena mengharapkan ridho-Nya serta menyiapkan diri
dengan baik dalam rangka meningkatkan takwa kepada Allah Ta'ala. Itulah sedikit
pengertian puasa yang bisa saya simpulkan.
Allah telah
mensyariatkan kewajiban puasa Ramadhan ini bagi setiap pemeluk Agama Allah
yaitu Agama Islam ini. Dalam surat Al-Baqarah ayat 183 yang tentunya di bulan
Ramadhan akan seringkali diulang-ulang dalam kajian, dalam kuliah subuh, kultum
tarawih tentunya para ustadz, kyai akan sering melafalkan ayat 183 Surat
Al-Baqarah ini yang artinya :
"Hai
orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan
atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa".
Sebuah kewajiban bagi kita semua untuk
melaksanakannya. Bila tidak ada halangan dan tidak mengerjakan puasa Ramadhan
bagi baginya adalah dosa.
Banyak hikmah
keutamaan puasa serta juga manfaat puasa bagi kesehatan
yang dapat kita peroleh di Bulan Ramadhan ini. Diantara keutamaan hikmah puasa
ramadhan yang telah disabdakan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam :
- "Semua amalan anak Adam adalah untuknya kecuali puasa, karena dia itu untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya. Puasa adalah perisai." (HR. Bukhari (1904) dan Muslim (1151).
- "Barangsiapa yang berpuasa ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala maka akan diampuni seluruh dosanya yang telah berlalu." (HR. Bukhari (1900) dan Muslim (760).
Berikut
beberapa manfaat puasa Ramadhan bagi kesehatan :
- Dengan kita menjalankan puasa dan khusunya puasa ramadhan ini akan mengistirahatkan organ pencernaan dan perut dari kelelahan kerja yang terus menerus dalam sehari-hari tanpa istirahat, mengeluarkan sisa makanan dari dalam tubuh, memperkuat badan.
- Dengan kita menjalankan puasa bisa menurunkan kadar gula darah, kolesterol dan mengendalikan tekanan darah. Itulah sebabnya, puasa sangat dianjurkan bagi perawatan mereka yang menderita penyakit diabetes, kolesterol tinggi (kolesterol jahat), kegemukan dan juga penyakit hipertensi.
- Dengan kita berpuasa maka hal tersebut akan trut membersihkan tubuh dari racun dan kotoran (detoksifikasi). Puasa merupakan terapi detoksifikasi yang paling tua dalam sejarah peradaban manusia. Dengan puasa, berarti kita membatasi kalori yang masuk dalam tubuh kita sehingga hal ini akan menghasilkan enzim antioksidan yang dapat membersihkan zat-zat yang bersifat racun dari dalam tubuh.
- Dengan berpuasa juga akan mendorong peremajaan dan juga pergantian sel-sel tubuh yang rusak dengan yang baru. Sehingga sel-sel tubuh akan mengalami proses peremajaan yang lebih cepat daripada biasanya.
- Dalam keadaan kita berpuasa ternyata hal tersebut juga dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Penelitian menunjukkan saat puasa terjadi peningkatan limfosit hingga sepuluh kali lipat. Kendati keseluruhan sel darah putih tidak berubah ternyata sel T mengalani kenaikkan pesat. Dengan kenaikan yang cukup signifikan hal ini akan berpengaruh terhadap peningkatan kekebalan tubuh kita.
- Tatkala kita sedang menjalankan ibadah puasa, maka keadaan psikologi kita akan lebih tenang daripada keadaan tidak sedang berpuasa. Keadaan jiwa yang tenang, tidak dipenuhi amarah maka hal tersebut akan dapat menurunkan kadar adrenalin dalam tubuh kita. Seperti kita ketahui bahwasannya Rasulullah juga melarang kita untuk marah, ternyata dalam kondisi marah akan terjadi peningkatan jumlah adrenalin sebesar 20-30 kali lipat. Adrenalin akan memperkecil kontraksi otot empedu, menyempitkan pembuluh darah perifer, meluaskan pembuluh darah koroner, meningkatkan tekanan darah arterial dan menambah volume darah ke jantung dan jumlah denyut jantung. Adrenalin juga dapat menambah pembentukan kolesterol dari lemak protein berkepadatan rendah. Berbagai hal tersebut ternyata dapat meningkatkan resiko penyakit pembuluh darah, penyakit jantung dan otak seperti stroke,dan juga penyakit jantung koroner, dan lainnya
Pengaruh Puasa sunnah terhadap pembentukan
karakter pada pengikut tarikat
Dari hal-hal yang telah disebutkan di atas
banyak pengaruh puasa terhadap kesehatan manusia baik dari segi jasmaniyah dan
dari segi ruhaniyah, salah satu dampak puasa yang dibahas disini adalah
hubunganya dengan hati, seperti yang telah dilantunkan oleh “Opick” bahwa salah
satu obat hati adalah dengan melakukan ritual puasa. Karena dalam berpuasa
seseorang dituntut untuk sabar dalam melakukan segala hal dan mengendalikan hawa
nafsu .
Puasa
adalah suatu proses perjuangan untuk memperoleh “diri” yang baru. “kemakhlukan”
yang baru. “Diri spiritual” kita tetap sama, karena ia bersifat baqa’ atau
permanen. Tetapi “diri kemanusiaan” kita menjadi baru. Pada akhirnya titik
sublim yang dihasilkan oleh proses laku puasa. Situasi sublime itu memiliki
kemungkinan untuk berlaku pada level personal-psikologis maupun sosial-empiris.
Dengan demikian gambaran situasi sublime kehidupan seseorang mempersyaratkan dipenuhinya
kebersihan spiritual, kejernihan dan kejujuran intelektual, kesehatan mental
dan kelayakan moral. Tingkat dan pencapaian empat dimensi itu menentukan
seberapa rekat seseorang berada dalam persenyawaan dengan ruhani dan moral
Qurani yang pada akhirnya tercermin dalam perilaku sosialnya.
Oleh
karena itu puasa sangat berpengaruh pada pembentukan karakter pada diri manusia
yang menjadi sumber segala tingkah lakunya . Sehubungan dengan pengikut tarikat
yang cenderung selalu ingin mendekatkan diri kepada Allah dengan kondisi hati
yang jernih maka seorang pengikut tarikat tersebut melakukan puasa sunnah .
KESIMPULAN
Puasa sunnah yang merupakan amalan yang
sangat jarang dilakukan oleh orang pada umumnya memiliki manfaat yang banyak .
Salah satu manfaatnya adalah pembentukan karakter bagi seorang yang
mengamalkannya. Puasa yang dilakukan dengan benar dan intensif dalam dimensi
badaniah, spiritual, intelektual, dan mental menghasilkan kemenangan-kemenangan
kepribadian.
Melalui pendadaran puasa , manusia dibina
untuk sanggup mengatur dirinya sendiri sesuai dengan pandangan Allah dalm soal
konsumsi hidup, karier, dan lain-lain. Dalam hubungannya dengan puasa sunnah
seorang akan mendekatkan diri pada Allah SWT untuk mencapai maqom mulia. Cara
seorang tersebut dinamakan sebagai tarikat . Jadi disini terlihat jelas bahwa
pengaruh puasa sunnah terhadap pembentukan karakter sangat dominan pada
pengikut tarikat .
DAFTAR PUSTAKA
Modul agama Islam Universal , Universitas
Negeri Jakarta
Emha Ainun Nadjib , 2012 . Tuhan pun Berpuasa . Jakarta . PT . Kompas Media Nusantara
[1] Hamka
Abdul Aziz, Pendidikan Karakter Berpusat pada Hati, Al-Mawardi, Jakarta,
2011, hlm. 197
[2]www.slideshare.net/gusipung/pendidikan-karakter
(diunduh pada tanggal 29 November 2012)